Minggu, 17 Maret 2013

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

          Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Manusia merupakan panduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Manusia tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar-benar dianutoleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai keperibadian bangsa.

          Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan keperibadian yang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti keperibadian pun berbeda. Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat prilaku manusia atau masyarakat agar sesuai dengan keperibadian bangsa yang sopan, santun, ranah dan tidak melakukan hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur sangat identik dengan benua Asia khususnya Indonesia. Kepribadian bangsa timur identik menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat. Selain itu, kepribadian bangsa timur khususnya Indonesia juga lebih terbuka dan ramah tamah serta lebih bersahabat. Bangsa timur juga amat peduli dengan orang lain hal ini dibuktikan dengan adanya sikap saling tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong. Dan kebanyakan masyarakatnya lebih agamis.

Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau yang bertentangan dengan kebiasaan / adat istiadat orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain-lain.

Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup danlain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

 

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

 

          Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan juga sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, religius. Jadi, kebudayaan dapat diartikan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

          Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa prilaku dan benda-bendya yang bersifat nyata, misalnya pola-pola prilaku, bahasa, peralatan hidup, prganisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan secara garis besar dapat di definisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat.

  • Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan
  • Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia  unuk mengembangkan rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung
  • Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan

Kebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri atas tujuh unsur yang saling berkaitan. Dalam mengamati suatu kebudayaan seorang ahli antropologi membagi seluruh kebudayaan ke dalam unsur-unsur besar yang disebut unsur kultural universal.

Berdasarkan pengertian dan definisi diatas tentang kebudayaan, maka dapat diketahui bahwa secara umum kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi komponen pokok pembentuk kebudayaan, yaitu:

 

1.     Sistem religius

Pengertian sistem kepercayaan lebih luas dari agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sistem kepercayaan berkaitan dengan kekuatan di luar diri manusia. Kepercayaan terhadap dewa-dewa, animisme, dinamisme, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah bukti unsur religi dalam kebudayaan. Dalam setiap kebudayaan akan ditemukan unsur ini walaupun dalam bentuk yang berbeda.

 

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.

Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia idak dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam kehidupan manusia

Dalam sistem religi terdapat tiga unsur yang harus dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Secara evolusionistik, religi manusia juga berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Perhatian utama para ahli antropologi pada awalnya adalah mengenai bentuk religi atau keyakinan yang bersifat alami. Misalnya, kepercayaan menyembah pada suatu kekuatan gaib di luar diri manusia, berupa gunung, angin, hutan, dan laut. Kepercayaan tersebut berkembang pada tingkatan yang lebih tinggi, yakni kepercayaan kepada satu dewa saja (monotheism) dan lahirnya konsepsi agama wahyu, seperti Islam, Hindu, Buddha, dan Kristen. Sistem religi juga mencakup mengenai dongeng-dongeng atau cerita yang dianggap suci mengenai sejarah para dewa-dewa (mitologi). Cerita keagamaan tersebut terhimpun dalam buku-buku yang dianggap sebagai kesusastraan suci. Salah satu unsur religi adalah aktivitas keagamaan di mana terdapat beberapa aspek yang penting untuk dilakukan dalam aktivitas tersebut. Unsur tersebut, antara lain sebagai berikut.

a.     Tempat dilakukannya upacara keagamaan, seperti candi, pura, kuil, surau, masjid, gereja, wihara atau tempat-tempat lain yang dianggap suci oleh umat beragama.

b.     Waktu dilakukannya upacara keagamaan, yaitu hari-hari yang dianggap keramat atau suci atau melaksanakan hari yang memang telah ditentukan untuk melaksanakan acara religi tersebut.

c.      Benda-benda dan alat-alat yang digunakan dalam upacara keagamaan, yaitu patung-patung, alat bunyi-bunyian, kalung sesaji, tasbih, dan rosario.

d.     Orang yang memimpin suatu upacara keagamaan, yaitu orang yang dianggap memiliki kekuatan religi yang lebih tinggi dibandingkan anggota kelompok keagamaan lainnya. Misalnya, ustad, pastor, dan biksu. Dalam masyarakat yang tingkat religinya masih relatif sederhana pemimpin keagamaan adalah dukun, saman atau tetua adat

 

2.     Sistem kekerabatan atau organisasi kemasyarakatan

Sistem organisasi sosial termasuk sistem organisasi kenegaraan dan sistem pemerintahannya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi antarmanusia menghasilkan cara-cara pengorganisasian sosial yang disepakati oleh anggota masyarakat. Sistem sosial ini meliputi sistem kekerabatan (keluarga) sampai organisasi sosial yang lebih luas, seperti asosiasi, perkumpulan, dan akhirnya sampai pada negara.

Sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahtraan hidupnya. kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya. Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Perkawinan diartikan sebagai penyatuan dua orang yang berbeda jenis kelamin untuk membagi sebagian besar hidup mereka bersama-sama. Namun, definisi perkawinan tersebut bisa diperluas karena aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur yang melibatkan kerabat luasnya.

 

 

 

a.     Jenis Perkawinan

Dilihat dari jenis perkawinan, Marvin Harris mengelompokkan perkawinan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.

o   Monogami, yakni menikah dengan satu orang saja.

o   Poligami, yakni menikah dengan beberapa orang.

o   Poliandri, yakni seorang perempuan menikahi beberapa orang laki-laki.

o   Poligini, yakni satu orang laki-laki menikahi beberapa orang perempuan.

o   Perkawinan kelompok (group marriage), yakni jenis perkawinan yang     memperbolehkan laki-laki dengan beberapa wanita dapat melakukan hubungan seks satu sama lain.

o   Levirat, yakni perkawinan antara seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang sudah meninggal.

o   Sororat, yakni perkawinan antara seorang duda dengan saudara perempuan istri yang sudah meninggal

 

b. Prinsip Jodoh Ideal

Dalam sistem perkawinan masyarakat terdapat dua jenis pemilihan calon pasangan yang dianggap sesuai menurut adat masyarakat setempat, antara lain sebagai berikut.

 

1) Prinsip Endogami

Prinsip endogami adalah memilih calon pasangan dari dalam kerabatnya sendiri. Hal ini bisa dilihat dalam masarakat Jawa kuno yang memilih sepupu jauh sebagai prinsip ini dipegang teguh untuk menjaga kemurnian darah kebangsawanan

2) Prinsip Eksogami

Prinsip eksogami adalah memilih calon pasangan yang berasal dari luar kerabat atau klannya. Masyarakat Batak mempraktikkan hal ini dengan konsep dalihan na tolu, yakni menikahkan gadis antarkelompok kekerabatan yang berbeda marga.

 

Pola perkawinan tersebut memang masih dianut oleh masyarakat setempat yang mempraktikkannya meskipun arus modernisasi telah mulai menggeser kebiasaan tersebut.

Misalnya, masyarakat Jawa sudah mulai meninggalkan kebiasaan mencari jodoh ideal yang berasal dari satu kerabat dan mulai mencari jodoh di luar kerabatnya sendiri. Pergeseran nilai dan norma masyarakat serta perkembangan zaman mulai mengubah prinsip kekerabatan dalam perkawinan Prinsip keturunan dalam kekerabatan berkaitan dengan masalah perkawinan. Terdapat jenis kekerabatan yang menganut prinsip patrilineal atau menganut garis keturunan ayah atau pihak laki-laki dan prinsip matrilineal atau menganut garis keturunan dari pihak ibu atau perempuan serta prinsip-prinsip kombinasi seperti kekerabatan ambilineal dan bilineal. Masyarakat yang bersifat patriarkal dapat dijumpai di berbagai tempat karena mayoritas masyarakat mempraktikkan prinsip keturunan ini. Masyarakat Jawa adalah contoh yang paling konkret dalam mempraktikkan prinsip patrilineal. Sebaliknya, masyarakat Minangkabau mempraktikkan prinsip keturunan matrilineal yang jarang sekali diterapkan dalam masyarakat lainnya

 

c. prinsip adat Menetap

Adat menetap sesudah menikah juga termasuk dalam bahasan mengenai kekerabatan. Dalam analisis antropologi Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh macam adat

menetap sesudah menikah, antara lain sebagai berikut.

1) Utrolokal, yaitu kebebasan untuk menetap di sekitar kediaman kerabat suami atau istri.

2) Virilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin harus tinggal di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suaminya.

3) Uxorilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di pusat kediaman keluarga istri.

4) Bilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal dalam sekitar pusat kediaman kerabat suami dan istri secara bergantian.

5) Avunlokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki dari suami ibu.

6) Natolokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal terpisah dan suami tinggal di rumah kerabatnya.

7) Neolokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di kediaman baru yang tidak mengelompok di rumah kerabat suami ataupun istri.

 

d. Keluarga Batih dan Keluarga Luas

Di dalam perkawinan terbentuklah keluarga batih atau keluarga inti yang  kelompok sosial terkecil dalam masyarakat yang didasarkan atas  adanya hubungan darah para anggota. Dari beberapa keluarga inti akan terbentuk keluarga luas (extended family).

 

3.     Sistem pengetahuan

Pengetahuan berkaitan dengan kodrat rasa ingin tahu yang ada pada manusia. Rasa ingin tahu manusia mendorong tumbuhnya pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui indra yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan, logika berpikir, intuisi, dan juga wahyu Tuhan.

Perkembangan pengetahuan yang telah logis, sistematis, dan metodik melahirkan ilmu pengetahuan.Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehi dupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya

         

Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

a. alam sekitarnya;

b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;

c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;

d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;

e. tubuh manusia;

f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;

g. ruang dan waktu.

 

 

4.     Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi

pada masyarakat tradisional, antara lain:

a. berburu dan meramu;

b. beternak;

c. bercocok tanam di ladang;

d. menangkap ikan;

e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

 

Lima sistem mata pencaharian tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau dan pada saat ini banyak masyarakat yang beralih ke mata pencaharian lain. Mata pencaharian meramu pada saat ini sudah lama ditinggalkan karena terbatasnya sumber daya alam karena semakin banyaknya jumlah penduduk. Misalnya, mata pencaharian meramu masyarakat Papua. Dalam masyarakat Papua sampai saat ini masih dilakukan kebiasaan mengumpulkan sagu dari pohon sagu di hutan atau mencari  Tombelo (sejenis jamur) yang tumbuh pada batang pohon yang sudah lapuk untuk dijadikan sebagai sumber makanan. Pada masa praaksara, mata pencaharian manusia pun mengalami perubahan dari jenis mata pencaharian yang sederhana kejenis mata pencaharian yang kompleks. Pada saat sistem bercocok tanam mulai berhasil diterapkan dan kontak sosial antarindividu semakin sering maka lahirlah sistem pertukaran barang pertama yang dilakukan oleh manusia yang disebut dengan sistem barter. Sistem barter adalah menukarkan sebagian hasil produksi dengan hasil produksi yang dihasilkan oleh orang lain. Misalnya, orang yang tinggal di daerah pegunungan menukarkan sayur mayur hasil produksi ladangnya dengan ikan atau garam yang dihasilkan penduduk daerah pesisir pantai. Dikenalnya mata uang dalam sistem ekonomi, mengubah prinsip pertukaran barter yang didasarkan atas uang sebagai nilai tukarnya sehingga terbentuklah sistem pasar. Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian

Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi. Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

 

 

5.     Sistem peralatan hidup dan teknologi

Dalam melangsungkan hidupnya, manusia membutuhkan berbagai perlengkapan untuk mempermudah kehidupannya. Selanjutnya, berbagai peralatan dari yang sederhana sampai modern diciptakan, seperti alat-alat rumah tangga, produksi, transportasi, dan berbagai bentuk teknologi yang makin lama makin canggih

 

Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut.

 

a. Alat-Alat Produktif

 

Description: http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSacP72tJ5VSp3TfgDzYMBNou1W9k4FzsttB9taKm-H9uh5G6Qa

Alat-alat produktif adalah alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan berupa alat sederhana seperti batu untuk menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat berteknologi kompleks seperti alat untuk menenun kain. Jenis-jenis alat-alat produktif ini dapat dibagi berdasarkan bahan mentahnya, yaitu yang terbuat dari batu, kayu, logam, bambu, dan tulang binatang. Berdasarkan teknik pembuatannya alat-alat produktif dibedakan berdasarkan teknik pemukulan (percussion flaking), teknik penekanan (pressure flaking), teknik pemecahan (chipping),dan teknik penggilingan (grinding).

Berdasarkan pemakaiannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menurut fungsinya dan menurut jenis peralatannya. Berdasarkan fungsinya, alat-alat produktif dapat dibedakan berdasarkan jenis alat potong, alat tusuk, pembuat lubang, alat pukul, alat penggiling, dan alat pembuat api. Berdasarkan jenis peralatannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menjadi alat tenun, alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat penangkap ikan, dan jerat perangkap binatang Namun, alat produktif pada saat ini tidak dibatasi hanya berdasarkan pada alat-alat yang dibuat secara manual. Alat-alat Produktif pada masyarakat masa kini semakin beragam dengan ditemukannya mesin dan alat listrik hingga teknologi yang dihasilkan dan digunakan juga lebih canggih dan kompleks.

Selanjutnya, dalam perkembangan kebudayaan manusia alat-alat bertenaga mesin dan listrik merupakan peralatan hidup manusia yang penting.

 

b. Senjata.

Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEdkyHjaWZXrgbAsL7up8jLU4_Y7sDZTj0ArcRKkm0a_LdakpfGwSebagai alat produktif, senjata digunakan untuk mempertahankan diri atau melakukan aktivitas ekonomi seperti berburu dan menangkap ikan. Namun, sebagai alat produktif senjata juga digunakan untuk berperang. Berdasarkan bahannya, senjata dibedakanmenurut bahan dari kayu, besi, dan logam. Pada saat ini pengertian senjata telah menyempit hanya sebagai alat yang digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan dan alat untuk berperang seperti senjata modern dan senjata nuklir yang memiliki daya hancur yang relatif tinggi.

 

c. Wadah

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyqxCic7yb8QN1k72mOs_rFHCKSGucPB92DWfMh32Smtf2MzrrLckavTSvZMzlKE1EqhwZbxxr_M7gRhWMC8CcDnaWvxTiIjSUUw3V1FYDnlStfRtHkVP6iwD5qPDcxd6NnuFw9u4Ylgw/s1600/gerabah-masak.jpgAlat produktif berupa wadah dalam bahasa Inggris disebut container. Wadah adalah alat untuk menyimpan, menimbun, dan memuat barang. Peralatan hidup berupa wadah banyak dipakai pada zaman prasejarah pada saat manu- sia mulai memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman prasejarah anyaman dari kulit atau serat kayu menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya, terjadi perkembangan alat produksi dengan ditemukannya teknik membuat gerabah (pottery) yang banyak dibuat dari bahan tanah liat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi manusia maka bentuk dan jenis wadah pun mulai berkembang. Misalnya, di dalam aktivitas pertanian menuntut suatu tempat penyimpanan hasil pertanian sehingga dibuatlah wadah berupa lumbung padi permanen.

 

d. Alat-Alat Menyalakan Api

Description: http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQhptNFQJl2vZjbFroxafh2uqps9uj6WYRiyuOvx6X7vneuCDdVMasyarakat zaman prasejarah membuat teknologi untuk menyalakan api dengan menggesek-gesekkan dua buah batu. Dengan ditemukannya bahan bakar minyak dan gas maka pembuatan api menjadi lebih mudah dan efisien. Api merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia sehingga pembuatannya menuntut teknologi yang semakin maju.

 

e. Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan

Description: http://www.infoindo.com/img_berita/723rempah.jpgDalam sistem pengetahuan cara-cara memasak menarik untuk dikaji karena setiap kelompok masyarakat dan kebudayaan memiliki sistem pengetahuan dan kebiasaan yang berbeda-beda dalam mengolah makanan atau minuman. Di dalam antropologi jenis-jenis dan bahan makanan tertentu memberikan arti atau simbol khusus bagi masyarakat tertentu atau dikaitkan dengan konsepsi keagamaan tertentu.

Misalnya, babi dan katak adalah binatang yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh dimakan. Sebaliknya, dalam masyarakat Papua, babi menjadi simbol makanan penting karena merupakan binatang yang dijadikan mahar dalam pesta perkawinan. Dalam kajian antropologi masyarakat kontemporer, pembahasan mengenai makanan dan minuman disebut dengan istilah kuliner (culinair)

.

 

Description: http://media-cache-ec4.pinterest.com/upload/120330621263375691_hTzZqXnu_222.jpgf. Pakaian dan Tempat Perhiasan

Pakaian merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melindungi diri dari perubahan cuaca. Pembahasan fungsi pakaian sebagai alat produktif dalam antropologi adalah pada bagaimana teknik pembuatan serta cara-cara menghias pakaian dan tempat perhiasan. Dalam suatu masyarakat pakaian seolah menjadi bagian dari tradisi atau adat istiadat sehingga setiap negara atau suku bangsa memiliki pakaian adat atau kebesarannya sendiri. Di dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk setiap suku bangsa memiliki pakaian adatnya masing-masing yang berfungsi sebagai simbol-simbol budaya tertentu yang merepresentasikan adat istiadat dan nilai-nilai suku bangsa tersebut.

 

Description: http://tomagultom.files.wordpress.com/2007/08/dani.jpgg. Tempat Berlindung dan Perumahan

Rumah dalam setiap kelompok masyarakat harus disesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya. Pada saat ini banyak dijumpai di perkotaan perumahan dengan istilah realestat, kondominium, apartemen, dan rumah susun. Untuk mengantisipasi dan menanggulangi kepadatan penduduk di daerah perkotaan maka dibangun sistem rumah susun. Semua bentuk rumah atau tempat tinggal merupakan hasil teknologi manusia yang mencerminkan kebudayaannya masing-masing. Manusia membuat tempat tinggalnya senyaman mungkin disesuaikan dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat Eskimo yang tinggal di daerah kutub utara membuat rumahnya dari susunan balok-balok es untuk menahan serangan dingin. Masyarakat Minangkabau membuat bentuk rumah panggung untuk menghindarkan diri dari binatang buas. Dalam masyarakat Jawa dibuat rumah berarsitektur jendela besar

karena suhu udara yang tropis dan lembab. Berdasarkan bangunannya, semua bentuk modern seperti sekarang ini, namun sudah ada sejak saat zaman prasejarah.

 

Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRA-rL4GAE5hKYiBGOIRuCRKMm9Uow2oV-x6PNe8yEAujmgvU8vdAh. Alat-Alat Transportasi

Manusia memiliki sifat selalu ingin bergerak dan berpindah tempat. Mobilitas manusia tersebut semakin lama semakin tinggi sehingga dibutuhkan alat transportasi yang bisa mencukupi kebutuhan untuk memudahkan manusia dan barang. Kebutuhan mobilitas manusia tidak hanya muncul di zaman Rumah atau tempat berlindung merupakan wujud kebudayaan yang mengandungunsur teknologi.

Menurut fungsinya alat-alat transpor yang terpenting adalah sepatu, binatang, alat seret, kereta beroda, rakit, dan perahu. Masyarakat saat ini sudah menggantungkan kebutuhan transportasinya pada mobil, kereta api, kapal laut, kapal terbang, atau motor dan meninggalkan alat transportasi binatang, seperti kuda, anjing, atau lembu karena dianggap tidak praktis dan efisien. Pada saat ini kuda atau keledai yang dahulu dijadikan alat transportasi atau pengangkut barang sudah lama digantikan dengan truk-truk dan mobil yang dianggap lebih cepat, ekonomis, dan efisien. Sebelum ditemukannya roda, alat transportasi masih banyak menggunakan alas kaki atau alat seret yang diikatkan pada hewan seperti pada alat angkut orang Indian di Amerika. Penemuan roda menjadi dasar penemuan berbagai mesin, pesawat, dan alat transportasi yang semakin maju, seperti mobil, kapal, pesawat terbang, dan kereta

 

 

 

 

6.     Sistem bahasa

Description: http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTEncKYozTJQxypyTWh5dUk9EoxHZkunge_yKPL5wD407MhhVtG

Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuannya untuk berkomunikasi. Dengan orang lain dengan menggunakan bahasa. Perkembangan bahasa, baik lisan, tulisan, maupun gerakan (isyarat) berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Esensi bahasa adalah komunikasi. Jadi, bahasa merupakan unsur universal kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia karena kebutuhan komunikasi dengan orang lain, baik dalam kelompok maupun di luar kelompoknya.

Dalam analisis antropologi kontemporer bahasa sering dikaitkan dengan konsep dan teori semiotika atau sintaksis yang tidak dibahas secara mendetail dalam antropologi, tetapi dibahas secara mendalam dalam studi ilmu linguistik yang disebut sebagai sosiolinguistik.

 

7.     Kesenian

Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTFvxV0hdWja_AWW5G9MTvUSwU5-SkDBcFEUiKzXT_LaiwygfOlrQPerhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian  visual culture,  yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto mengenai aktivitas kebudayaan suatu masyarakat

 

Kebudayaan memiliki pengertian sebagai segala tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh melalui proses belajar. Namun, seringkali kebudayaan hanya bermakna atau berkaitan dengan bidang seni.

 

          Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan wujud kebudayaan menjadi 3 macam, yaitu:

Ø Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide

Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat, agama, dan hukum atau undang- undang.

Contoh wujud kebudayaan sebagai sistem ide yang berfungsi untuk mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan manusia adalah norma sosial. Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis dan diakui bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut.

Misalnya, aturan atau norma sopan santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan bertamu di rumah orang lain. Bentuk kebudayaan sebagai sistem ide secara konkret terdapat dalam undang-undang atau suatu peraturan tertulis.

 

Ø Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya.

Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat.

Misalnya, upacara perkawinan masyarakat Flores, atau proses pemilihan umum di

Indonesia. Kampanye partai adalah salah satu contoh bentuk atau wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan tersebut terkandung perilaku berpola dari individu, yang dibentuk atau dipengaruhi kebudayaannya. Selain itu, upacara perkawinan atau upacara lainnya yang melibatkan suatu aktivitas kontinu dari individu anggota masyarakat yang berpola dan bisa diamati suatu masyarakat. Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit memperlihatkan pola yang teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam

aktivitas tersebut. secara langsung juga merupakan salah satu contoh wujud

kebudayaan yang berbentuk aktivita

 

Ø Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak

Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh pancaindra. Wujud kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia

berupa tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas manusia yang berpola. Misalnya, kain ulos dari Batak atau wayang golek dari Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa, berbagai mahar berupa barang yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan. Benda-benda itu merupakan

perwujudan dari ide dan aktivitas individu sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat. Dalam upacara selamatan, terdapat berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau digunakan dalam aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik dibuat berbagai macam lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan keberadaan atau kebesaran partai tersebut. Dalam kehidupan manusia ketiga wujud

kebudayaan tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lainnya.

Misalnya, di dalam upacara perkawinan konsep mengenai upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara tersebut merupakan wujud kebudayaan dalam tataran yang paling abstrak, yakni sistem ide. Namun, upacara perkawinan merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat. Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit memperlihatkan pola yang teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam aktivitas tersebut

 

Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.

 

Kebudayaan berubah dengan cara :

1. Defusi : adalah penyebaran unsur kebudayaan dari  suatu masyarakat ke masyarakat  lain antar individu antar keluarga ataupun golongan.

2. Akulturasi : adalah diterimanya kebudayaan lain/luar kemudian diolah menjadi kebudayaan sendiri . Mis : politik dakwah, pendidikan. Musik padang pasir menjadi musik gambus.

3. Asimilasi   : Terjadi pada kelompok masyarakat yang tidak sama kebudayaannya tapi dapat hidup secara berdampingan dengan damai saling mendekat lambat laun menjadi sama bahkan menjadi model kebudayaan yang baru. Kebudayaan ini dibentuk dari unsur yang berbeda-beda oleh mobilitas penduduk


1. Kelebihan

Ø  Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Ø  Kekhasan budaya Indonesia

Ø  Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa

Ø  Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya.

Ø  Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Ø  Kemajuan pariwisata

Ø  Multikuturalisme

     Ø  Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah    seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)

     Ø  Adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tua yang kolot.

 

2. Kekurangan

þ  Kurangnya kesadaran masyarakat

þ  Minimnya komunikasi budaya

þ  Kurangnya pembelajaran budaya

þ  Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).

þ  Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.

þ  Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan suatu bangsa pun akan mengalami perkembangan dan perubahan. Dimulai dari kebudayaan tradisional, kebudayaan peralihan, hingga kebudayaan modern. Perubahan kebudayaan merupakan suatu kejadian yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini. Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.

perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri

 

Dalam kehidupan sehari hari,karena perubahan gaya hidup manusia,perubahan zaman dan lain lain maka budaya pun ikut beradaptasi dengan lingkungan kehidupan yang ada. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

 

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Menurut saya, kebosanan manusia lah yang sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

 

Selain itu,Penetrasi terhadap kebudayaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan. Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara,yaitu penetrasi damai dan penetrasi kekerasan

 

Penetrasi damai (penetration pasifique) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke IndonesiaPenerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.

 

Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

 

Penetrasi kekerasan (penetration violante) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia dan korupsi

 

 

Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:


Mendorong perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).
Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah   
seperti adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
1. Faktor intern
- Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
- Konflik social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
- Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
- Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

- Pemberontakan atau revolusi

Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.

Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).


2. Faktor ekstern
- Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
- Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
- Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.

- Pengaruh budaya lain

seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

  • Penganut kebudayaan,
  • Pembawa kebudayaan,
  • Manipulator kebudayaan, dan
  • Pencipta kebudayaan.

Dapat dituliskan melalui skema sebagai berikut

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfYRoeW2dMD7F5BoNf2nPzqZQNVtNuVvij1kLbL_O_j134qqPYmYSaE-o-iDFy_1eC4JNcsLQrj95wTbDMMfX-3uA0eUrIPUjbU5NBvKzpo2Chr0oEY-Yt7iLtoW9q1d4jBWqQdfX8xQU/s320/snag-009.jpg

Tiap manusia pun bisa tanpa disadari bisa membuat budaya dirinya sendiri, melalui akal budi mereka sendiri mereka bisa mempengaruhi orang lain disekitarnya, sehingga dengan seiring waktu berjalan, orang-orang disekitar dia akan memiliki tingkah laku, sifat dan kebudayaan yang hampir sama dengan dia.

Budaya manusia itu sendiri berbeda-beda yang disebabkan oleh banyak faktor seperti daerah, turun-temurun, tingkat sosial, lingkungan, kemajuan IPTEK dan lain sebagainya. Hal ini menimbulkan banyaknya tarian, lagu, kebiasaan dan tatanan kehidupan lainnya di setiap daerah yang berbeda, apalagi seperti di Indonesia yang memiliki banyak sekali daerah dan bermacam-macam suku. Contoh kebiasaan berbudaya dalam daerah Manado belum tentu sama dengan kehidupan berbudaya suku Bugis.

 

       Seiring berjalannya waktu, kebudayaan yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh manusia pun semakin berkembang. Perbedaan tingkah laku dan etika berbudaya setiap manusia terkadang menimbulkan konflik dalam kehidupan manusia. Kebanggaan, kesombongan dan egoisme manusia terhadap kebudayaannya membuat manusia tersebut bersikap radikal yang arti kasarnya ia melihat bahwa kebudayaan orang lain itu buruk dan kebudayaannya lah yang terbaik. Berbagai macam konflik kehidupan manusia yang berlatar belakang budaya seringkali kita temui seperti diskriminasi dan rasisme terhadap suku tertentu maupun agama tertentu.

 

              Budaya yang berbeda itu indah, karena kita bisa melihat perbedaan dan bisa mempelajari kebudayaan orang lain, manusia yang merupakan makhluk sosial tentunya tidak jauh dari yang namanya bergaul dengan orang lain, bersosialisme dengan orang lain, karena manusia tidak mungkin hidup sendiri, sehingga setiap manusia harus mempelajari dan bertoleransi terhadap budaya orang lain.

 

              Semakin banyaknya budaya yang ada di tengah-tengah manusia, konflik yang terjadi semakin banyak meskipun hanya karena masalah kecil. Kalau manusia yang memiliki toleransi tinggi, konflik tidak akan terjadi, karena manusia yang berakal budi baik tentu saja melihat keindahan dalam perbedaan sehingga kedamaian dan kebersamaan akan tercipta.

Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.

Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.

Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

1.     Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya

2.     Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

3.     Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

4.     Pembeda manusia dan binatang

5.      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.

6.     Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

7.      Sebagai modal dasar pembangunan.

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu keSatuan. Contoh sederhana yang dapat k it a lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

 

-          Pengertian Dialektis

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.

Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.

Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.

Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.

Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis) Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.

Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis). Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.

Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.

Kenyataan menjadi dua unsur  bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.

Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).

Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kebudayaan disebabkan oleh bebrapa hal, yaitu:

  •          Perbedaan Umur

  •          Perbedaan Ras

  •          Perbedaan Kelas

  •          Perbedaan Agama

  •          Perbedaan Pekerjaan

  •          Perbedaan Pandangan politik 


Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.