DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
Sejarah
awal
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi.Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan.Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan.Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi.Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan.Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan.Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
Era Cetak
Desain
grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia
saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg
(1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model
tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk
menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang
memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi
bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa. Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan
pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak
“Latin Bible” atau disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line
Bible” yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah
mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku.Pada
masa itu juga berkembang corak huruf (tipografi).Ilustrasi pada masa itu
cenderung realis dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas
Cranach dengan karyanya “Where of Babilon”.
Johannes
Gutenberg (1398-1468)
Pada
perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak
Lithografi.Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak
tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang
memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi
tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini
memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk
blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna.
Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster.Masa keemasan ini
disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.
Perkembangan Desain Komunikasi
Visual di Indonesia
Desain
grafis aadalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi atau pesan dengan seefektif mungkin.Pada awalnya, desain
grafis diterapkan untuk media media statis, seperti buku, majalah, dan
brosur.Seiring dengan perkembangan jaman, desain grafis juga diterapkan dalam
media elektronik, yang sering disebut sebagai desain interaktif atau desain
multimedia.
Di
Indonesia, Desain grafis dan cabang desain lainnya hadir berkat digalakannya
kolonilaisasi. Pada masa pendudukan Belanda, pemerintahannya pernah menunjuk
beberapa seniman untuk melakukan studi landscape di Indonesia untuk merekam
eksotisme negara ini yang kemudian dituangkan dalam karya lukisan yang berkesan
romantis dan beberapa teknk cetak seperti wood engravingdan lithography. Karena memang pada masa ini seni
rupa Barat sedang merayakan romantisme yang kajian visualnya seringkali
ditujukan pada landscape dan peristiwa heroik, yang dikenal dengan istilah
‘mooi indie’, atau hindia yang cantik. Berangkat darinyalah desain grafis mulai
diperkenakan secara tidak langsung kepada rakyat Indonesia.penguasaan teknik
cetak pun bukan dari akademi, namun sebatas dari obrolan dan interaksi dengan
orang asing.
Mesin cetak merk ‘Faber & Schleider’ yang diduga diimpor
pertama kali di wilayah Hindia Belanda.
Mesin cetak pertama kali di datangkan ke pulau Jawa pada tahun
1659. Karena tidak ada operatornya, mesin itu menganggur sampai berpuluh-puluh
tahun.Tujuan misionaris mendatangkan mesin cetak erat kaitannya dengan niat
mereka untuk mencetak kitab suci dan buku-buku pendidikan Kristen. Selain mencetak
kitab suci, mereka juga menerbitkan surat kabar berhaluan pendidikan Kristen.
Gert Dumbar
Pada
tahun 1977, Gert Dumbar, seorang desainer grafis Belanda memperkenalkan istilah
semiotika dan komunikasi visual di FSRD ITB. Menurutnya, desain grafis tidak
hanya menangani desain untuk percetakan tetapi juga moving image,display dan
pameran. Sejak tahun 1979, istilah desain komunikasi visual mulai dipakai
menggantikan istilah desain grafis.
Akhir
1970 dan seterusnya, tumbuh perusahaan-perusahaan desain grafis yang sepenuhnya
dipimpin oleh desainer grafis. Berbeda dengan biro iklan, perusahaan-perusahaan
ini mengkhususkan diri pada desain-desain non-iklan, beberapa di antaranya
adalah Vision (Karnadi Mardio), Grapik Grapos Indonesia (Wagiono Sunarto,
Djodjo Gozali, S Prinka dan Priyanto Sunarto), Citra Indonesia (Tjahjono Abdi
dan Hanny Kardinata) dan GUA Graphic (Gauri Nasution). Di Bandung sebelumnya
sudah ada design center Decenta yang didirikan pada tahun 1973, antara lain oleh
AD Pirous, T Sutanto, Priyanto Sunarto, yang walau lebih mengandalkan pada
disiplin seni grafis juga menangani beragam produk desain grafis, mulai sampul
buku, kartu ucapan, logo, kalender, pameran dan elemen estetis gedung.
Periode
awal 1980 mencatat perkembangan jumlah perusahaan desain grafis yang cukup
signifikan di Jakarta, antara lain: Gugus Grafis (FX Harsono, Gendut Riyanto),
Polygon (Ade Rastiardi, Agoes Joesoef), Adwitya Alembana (Iwan Ramelan, Djodjo
Gozali), dan di Bandung: Zee Studio (Iman Sujudi, Donny Rachmansjah), MD Grafik
(Markoes Djajadiningrat), Studio “OK!” (Indarsjah Tirtawidjaja dkk), dll.
T SUSANTO
|
KARNADI MARIO
|
IWAN RAMELAN
|
GAURI NASUTION
|
INDARSJAH T
|
|
Pada
masa ini, studio mana pun ‘dituntut’ bisa mengerjakan pekerjaan apa pun, klien
datang dengan pekerjaan mulai dari desain logo sampai kepada ilustrasi sampul
kaset, desainer bak superman atau superwoman. Studio grafis tidak punya pilihan lain
supaya bertahan hidup.
Ilustrasi
menggunakan teknik air brush, dengan
gaya hyper-realism dan Pop Art menjadi trend waktu itu,
sejalan dengan perkembangan ilustrasi di dunia maju (majalah “Tempo” dan
“Zaman” adalah dua penerbitan yang mengakomodasi teknik ini untuk
sampulnya). Air brush gun, pensil, kuas,
cutter, Cow Gum, Spraymount dan huruf gosok Letraset/Mecanorma adalah alat-alat
yang lazim bertengger di meja kerja desainer waktu itu.
Salah
satu desainer yang mempopulerkan aliran Pop Art dengan teknik air brushadalah Tony Tantra. Tony Tantra menggunakan
media kaos yang dijualnya di Bakungsari, Kuta, pada akhir 80an, dengan label
“Tony Illustration”. Tony, bersama Harris Purnama dan Gendut Riyanto dulunya
pengisi rubrik Pop Art di majalah Aktuil dengan editor tamu Jim Supangkat.
Karya Tony Tantra
Menjelang
akhir 1990-an, konsepsi baru seni global yang diberi tajuk postmodernisme yang
digalakan sampai sekarang ini membawa arus perubahan dan kebaruan yang radikal
dan kritis pada seni rupa Indonesia, tidak terlepas seni grafis. Penyampaian
idea yang dimiliki seiman pada karya dituangkan pada
media
dan material yang dianggap tidak lazim pada masanya. Seperti lahirnya
performance art, instalasi, dan media lainnya yang unik dan mengundang
kontroversi.Seperti pada Bienalle IX Jogja yang sebagian besar karyanya
merayakan kehadiran potmodernisme dengan menjatuhkan pilihan pada instalasi. Meskipun
begitu, seniman grafis tetap mencoba memadukan teknik grafis dengan media asing
yang dinamai instalasi, sepreti yang dilakukan Marida Nasution pada pameran
‘Taman Plastik’, Tisna Sanjaya dengan instalasinya yang berjudul ‘Seni Grafis
dan Sepakbola’, dan beberapa seniman lainnya yang mencoba tetap menyisipkan
corak seni grafis yang membentuk proses penciptaan karyanya bersanding dengan
arus deras kritisisme postmodernisme.
Lebih
jauh lagi, eksplorasi media seni grafis kian berkembang didukung oleh laju
perkembangan teknologi yang kian pesat juga.Teknologi-teknologi grafis mutakhir
pun seperti c-print, digital print, dll mulai dipertanyakan konvensinya.
Beberapa pihak mencoba untuk mengamini hal tersebut, namun banayak pihak yang
‘keukeuh’ menyuarakan seni grafis konvensional lebih bernilai daripada seni
grafis dengan media cetak mutakhir, dengan anggapan terlalu mudahanya reproduksi
yang ditawarkan media cetak baru yang disokong teknologi sehingga dianggap
makin menjauhkan dan membei jarak seniman dari karyanya. Namun kalangan
postmodernisme yang ekletis beranggapan bahwa penciptaan karya seni tidak lagi
dibatasi pada konvensinya, namun sejauh apa seniman mampu mempertanggung
jawabkan pemilihan penuangan ide karya pada jenis media.
Selain
perkembangan historikal di atas, hal menarik yang terlihat pada perkembangan
seni grafis Indonesia juga tampak pada dialog Jogja-Bandung yang selalu hangat
dibicarakan sampai saat ini, seperit pada seni lukis, seni grafis pun mulai
menampakkan kecenderungan karya yang berbeda antar seniman Jogja dan Bandung.
Secara umum, dari masa Sudjojono, bapak seni lukis modern Indonesia,
kecenderungan mazhab kedua kota ini memang berbeda, Jogja yang lekat dengan
kaitan seni dengan kehidupan sosial kemasyarakatan dan Bandung dengan perayaan
modernism pada karyanya. Pun pada akademi seni yang dikembangkan oleh kedua
kelompok seniman yang telah memiliki perbadaan visi ini, Sekolah Guru Gambar
yang kemudian menjadi ITB, dan ASRI yang kemudian menjadi ISI Jogja. Perbedaan
visi yang diturunkan para pendir akademi ini kemudian berkembang dan kian
mengerucut, sehingga kedua kecenderungan ini ramai dibicarakan. Khususnya pada
seni grafis, kecenderungan penggunaan media pun mulai terlihat, hal ini boleh
jadi disebabkan oleh ketersediaan mesin cetak dan alat pendukung lainnya dalam
berkarya seni grafis. ITB, dikenal sebgai institusi yang memiliki mesin
terlengkap di Indonesia melahirkan seniman yang diberi kesempatan lebih untuk
mengeksplorasi teknik grafis, sementara di Jogja, kelangkaan
mesin cetak datar dan kurang fungsionalnya mesin cetak dalam kemdian
megantarkan senimannya untuk amat menggeluti teknik cetak tinggi.Serigrafi,
kemudian menjadi media yang diminati kedua polar ini, karena kemudahan dalam
pengayaan media pendukungnya, namun tetap memiliki kecenderungan yang berbeda
dalam penyajian karyanya.Keterbatasan mesin ini kemudian tidak dikeluhkan para
penggrafis Jogja, mereka dengan giarnya menggeluti cukil kayu hingga mencapai
penguasaan teknis yang dapat dinilai amat baik.sementara di bandung, tradisi
kesadaran media menjadi hal yang sering dipertanyakan pada senimannya, karena
keleluasaan dalam pemilihan teknik cetak yang digunakan.
Seni
grafis kontemporer Indonesia adalah cabang seni yang dinilai amat kaya, baik
secara visual mauoun ide yang diutuangkan senimannya.proses berkarya grafis
kemudian mempengaruhi kecenderungan berkarya para senimannya kemudian melahirkan
seniman yang memiliki pola kerja yang teratur dan pemikiran yang terstruktur.
Perkembangan seni grafis kontemporer Indonesia kiranya dinilai amat berkembang
dengan baik, eskplorasi teknis diaplikasikan pada media yang dianggap kurang
lazim dalam penyajian karya grafis.Dari kertas, kanvas, kayu, bahkan
akrilik.Perayaan teknologi pun memberikan banyak opsi yang sangat banyak bagi
seniman grafis untuk berkarya.Bahkan lebih jauh lagi, pereneungan kontemplatif
seniman kemudian melahirkan penyajian karya yang menggunakan teknik cetak
secara filosofis.
Dapat
disimpulkan dari sedikit uraian diatas bahwa seni grafis Indonesia bukanlah
cabang seni yang murahan, pinggiran, dan kelas dua, namun dapat dipandang
sebagai cabang seni yang melahirkan seniman yang memiliki kekhasan baik dalam
pemikiran maupun kekaryaanya.Mampu menunujukan eksistensinya dalam memperkarya
seni rupa Indonesia.
APA ITU DESAIN KOMUNIKASI VISUAL?
Desain Komunikasi Visual masih sangat
asing terdengar di kalangan masyarakat awam yang biasanya di identikan dengan
tukang print atau tukang buat reklame dan baliho. Sehingga bnayak orang
memandang sebelah mata tentang dunia desain, atau Desain Komunikasi Visual
identik dengan iklan memang tidak salah tentang pernyataan ini namun hal
ini juga tidak benar sepenuhnya karena iklan hanya salah satu sarana (media)
yang dihasilkan oleh Desain Komuikasi Visual.
Sekarang akan saya jelaskan
lebih spesifik lagi tentang Desain Komunikasi Visual (DKV), mari kita mulai
dari definisi tentang DKV itu sendiri, ditinjau dari asal kata
(etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, Desain diambil dari kata “designo”
(Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari
bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan atau merancang.Dalam dunia
seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan
atau sketsa ide.
Selanjutnya Komunikasi berarti menyampaikan suatu
pesan dari komunikator ( penyampai pesan ) kepada komunikan (penerima pesan)
melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari
bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti
“sama” ( dalam Bahasa Inggris:common ). Kemudian komunikasi kemudian dianggap
sebagai proses menciptakan suatau kesamaan ( commonness ) atau suatau kesatuan
pemikiran antara pengirim ( komunikator ) dan penerima ( komunikan ).
Sementara kata Visual bermakna segala sesuatu yang
dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata.Berasal dari
kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa
Inggris visual.
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan ( arts of
commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang
disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan,
mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang
ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda,
simbol, ilustrasi gambar/foto,tipografi/huruf dan
sebagainya.
Serasa
Kurang lengkap jika kita tidak mengulas sedikit tentang sejarah DKV,
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi
visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram
yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave
Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir.
Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini
beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan
lain-lain.Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisanini berkembang lagi menjadi
bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan
drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat
komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain
Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun
1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan
sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam
“seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers
(seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan
mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan;
illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam
perkembangannya, desain
komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi
juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer
komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi
– dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan
masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual baru populer di
Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda
bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain grafis tidak
hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio
visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup
menampung perkembangan yang kian luas.Maka dimunculkan istilah desain
komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
Berikut ini merupakan
sejarah perkembangan desain komunikasi visual:
Victorian
Latar
Belakang
Dengan meledaknya revolusi industri, maka
kebutuhan manusia pada zaman itu semakin berkembang.Muncul kebutuhan untuk
mempromosikan dan menginformasikan sesuatu dari seseorang ke public umum.
Teknologi cetak pun semakin berkembang, hingga muncul kebutuhan-kebutuhan baru
dalam bidang marketing, diantaranya kebutuhan untuk mengedukasi pasar dengan
iklan, bagaimana mempercantik sebuah kemasan produk, bagaimana menginformasikan
secara massal sebagai sebuah industrialisasi yang semakin maju dan kompleks.
Gaya Victorian ini terkesan natural.Terlihat dari berbagai poster dan iklan
pada zaman itu yang kebanyakan menggambarkan seseorang dengan pose-pose yang
terkesan datar, alami dan biasa terjadi di lingkungan sekitar, pose-pose
ekstrem misalnya menggunakan sudut pandang mata kodok sangat sulit diterima
pada zaman ini.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya:
·
Desainer paling berpengaruh
1. Rouchon
·
Desainer lainnya
1. Rummler
Ciri-ciri style
·
Ilustrasi secara realisme dan sentimental serta mengutamakan
keindahan.
·
Penggambaran karakter perempuan yang berbadan subur.
·
Framing berupa ornamen-ornamen.
·
Banyak ditemui karya-karya yang sifatnya simetris.
·
Typografi dengan menggunakan fonts jenis Sans Serif banyak
ditemui, dalam satu karya menggunakan berbagai variasi font.
·
Penggunaan warna-warna yang natural.
Arts and Crafts
Latar belakang
Arts and Craft muncul sebagai
bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian yang dianggap sudah terlalu tradisional
dan ketinggalan zaman. Selain itu Victorian juga miskin nilai-nilai estetis
karena sifat-sifatnya yang natural dan apa adanya. Maka Arts and Craft muncul
dengan pelopornya William Morris, mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan seni
decorative yang memiliki nilai craftmenship tinggi.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
·
Desainer paling berpengaruh
·
Desainer lainnya
1. Wilbur Macey
3. Walter Crane
Ciri-ciri style
·
Sudah memiliki prinsip proporsi dan fungsi-fungsi bentukan
·
Memiliki nilai estetis dan craftmenship yang sangat tinggi
·
Border berupa seni ornament yang mayoritas berupa sulur-sulur
atau tetumbuhan yang padat dan rumit
·
Dipengeruhi oleh gaya ilustrasi Gothic
·
Bila dibandingkan dengan gaya ilustrasi sebelmnya yaitu
Victorian, Arts and Crafts jauh terlihat lebih bagus dan inovatif.
Art Nouveau
Latar
belakang
Sama
halnya dengan Arts and Crafts, Art Nouveau juga muncul sebagai bentuk
ketidakpuasan terhadap Victorian. Art Nouveau dianggap sebagai gaya ilustrasi
yang pertama kali di dalam dunia desain secara internasional. Seorang kritikus
berpendapat mengenai Art Nouveau, “one of the most imaginative innovation in
the history of design”.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya:
·
Desainer paling berpengaruh
1. Alphonse Mucha
2. Lautree
3. Eugene Grasset
4. Raymond Savignac
5. Jules Cheret
·
Desainer lainnya
1. Arthur H. Mackmundo
2. J. J Gould
3. William Carqueville
4. Tadamori Yokoo
5. Pierre Bonard
6. Leonetto Cappiello
Ciri-ciri style
·
Dekoratif, tetapi jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan
Arts and Craft
·
Pewarnaan yang flat
·
Sudah memiliki prinsip penataan secara geometris
·
Umumnya asimetris, gambar dan tulisan saling mengimbangi
·
Memiliki sifat simpati
Art Deco
Latar
belakang
Art
Deco muncul pada sekitar tahun 1925, pada saat ‘Exposition International Des
Arts Decoratifts et Industrial Modernes’ di Paris, 1925. Sebuah karya Art Deco
mempresentasikan kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan,
konsumerisme dan kecepatan pada masa itu. Mulai muncul bentukan-bentukan yang
ebih modern, dimana terdapat bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva,
streamline, mjotion line dan lampu-lampu mesin.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya:
·
Desainer paling berpengaruh
1. Cassandre
2. Paul Collin
3. Charles Loupot
·
Desainer lainnya
1. Pierre Fix-Masseau
2. Leonetto Cappiello
Ciri-ciri style
·
Mempresentasikan kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan
permesinan, konsumerisme dan kecepatan
·
Bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, motion line
dan lampu-lampu mesin
·
Mengutaman kesederhanaan peletakan elemen-elemen desain
Kitsch
Latar
belakang
Kitsch
dalam bahasa Jerman bermakna ‘bad taste’.Dalam dunia seni, kitsch biasa
digunakan untuk menjelaskan bahwa suatu karya itu memliki nilai sentimental
yang berlebihan, vulgar dan memiliki maksud tertentu.Gaya ilustrasi Kitsch
tidak termasuk dalam perkembangan Sejarah Desain Grafis karena aliran ini
dianggap sebagai ‘outsider arts’. Istilah Kitsch juga jarang disebutkan di
dalam dunia pendidikan Desain, tetapi terwakili oleh istilah gaya ilustrasi
‘Era 50-an’.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
·
Desainer yang paling berpengaruh
1. Grant Wood
2. James Montgomery
3. Norman Rockwell
·
Desainer lainnya
1. Fred G. Johnson
2. Joe Shuster
3. Raymond Loewy
Ciri-ciri style
·
Realisme dan sering dijumpai menggunakan teknik-teknik
pencampuran dengan teknik lain seperti fotografi dan kolase.
·
Telah mengenal prinsip title dan sub tilte.
·
Penggunaan warna-warna yang lebih menarik dan bervariasi.
·
Over Sentimental
·
Vulgar
Latemodern
Latar
belakang
Periode
Late Modern didominasi oleh inovasi-inovasi dari Amerika.Gaya ilustrasi ini
terinspirasi dari European Avant Garde yang modernist.Muncullah karya-karya
yang menjunjung simplicity dan non-decorative.Pada masa inilah bidang
periklanan mengalami zaman keemasannya.Teknik-teknik fotografi, typesetting dan
printing yang jauh lebih modern telah banyak digunakan sehingga semakin
menambah berbagai macam methodology prinsip-prinsip dalam mendesain.Salah
satunya yaitu teknik gunting-tempel yang muncul sebagai inovasi pada masa ini.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
·
Desainer paling berpengaruh
1. Paul Rand
2. Saul Bass
3. Lester Beall
·
Desainer lainnya
1. Max Huber
2. Joseph Binder
3. Alvin Lustig
Ciri-ciri
style
·
Berprinsip simplicity
·
Komunikasi yang terkonsep
·
Cerdas dan kreatif
·
Pencampuran berbagai teknik fotografi, typesetting dan printing
Swiss
Latar
belakang
Swiss
memliki pengaruh besar tehadap perkembangan dunia desain grafis selama lebih
dari dua dekade.Terutama dalam area desain corporate identity.Para
desainer Swiss adalah para desainer yang sangat perfeksionis dalam bentuk dan
tipografi sans serif serta desainnya yang minimalis dan lebih mengutamakan
pesan yang disampaikan.Desain yang simetris dan simetris didapatkan dari
pemanfaatan grid-grid untuk mengorganisir elemen-elemen grafis dalam sebuah karya.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnyaDesainer paling berpengaruh
1. Grasset
2. Steinlen
3. Felix Vallotton
·
Desainer lainnya
1. Burkhard Mangold
2. Emil Cardinaux
3. Otto Baumberger
4. Niklaus Stoecklin
5. Anton Stankowski
Ciri-ciri style
a.Dingin dan impersonal b.Asimertris dan
simetris c.Penggunaan grid dalam proses desain d.Minimalis e.Mayoritas
Menggunakan jenis fonts Sans Serif
Psychedelia
Latar
belakang
Psychedelia
muncul beriringan dengan budaya hippies yang berkembang pada tahun 60-an di
daerah Haight Ashbury, San Fransisco. Nama psychedelic berkaitan erat dengan
psychedelic drugs yang popular di kalangan kaum muda pada saat itu, terutama
seringkali ditemui penggunaannya pada konser-konser music rock. Poster artis
berusaha untuk menangkap kesan visual penglihatan para pengguna drugs pada saat
sedang ‘fly’. Gaya-gaya tipografi pada Psychedelic terpengaruh oleh Art
Nouveau, tetapi terdapat pemadatan, bentuknya curvilinear dan berupa
handwriting. Pada pewarnaan terpengaruh gaya Pop Art denganwarna-warnanya yang
mencolok dan ramai.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
·
Desainer paling berpengaruh
1. Victor Moscoso
2. Wes Wilson
3. Rick Griffin
·
Desainer lainnya
1. Milton Glaser
2. Peter Max
3. Lee Conklin
Ciri-ciri style
·
Penggunaan warna-warna yang mencolok dan ramai
·
Tipografi handwriting dan curvilinear
shapes
·
Keterbacaan tipografi rendah
·
Font yang unik dan khas
Contemporary
Latar
belakang
Contemporary tidaklah termasuk dalam
perkembangan Desain Grafis, karena ini adalah kumpulan dari berbagai macam
aliran-aliran desain yang sedang berkembang pada sekitar tahun `1965 hingga
sekarang.
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnyaDesainer paling berpengaruh
1. Niklaus Toxier
2. Gregory Cutshaw
3. Damia Mattews
·
Desainer Lainnya
1. Tibor Kalman
2. Rubin Cordano
3. Fabien Ferri
4. Mcray Mackleby
Ciri-ciri
style
·
Tipografi yang semakin kreatif dan inovatif, tipografi tidaklah
lagi hanya sekedar tulisan tetapi sudah menjadi bagian dari image.
TOMMY gunaan teknik fotografi yang semakin
berkembang
·
Penggunaan letterforms sebagai image
Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual
a. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian layout menurut Graphic Art
Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or
other publication so that and illustration follow a desired format”.
Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau
bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang
diharapkan. Lebih lanjut dapat
dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data, pagination,
marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.”
Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi,
pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk
ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses
mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi
susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
b. Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi
merupakan:
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”
Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat
tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan,
kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.
c. Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi
visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau
gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya
(1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih
efektif daripada tekas.
Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata.” Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.
Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata.” Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.
d. Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai
sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena
sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh
kompleks dari simbol adalah logo.Logo merupakan identifikasi dari sebuah
perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta
objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya.Farbey (1997:91) mengatakan
bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat
ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo
perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
e. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat
mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan
satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan
memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang
berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari
dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih
berdaya tarik pada emosi daripada akal.
f. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut
animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang
melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi
menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi
dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Animasi
dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter
maupun warnanya.
·
Animasi
tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis.Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis.Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
g. Suara
Suara merupakan elemen pendukung yang
digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia
interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara pendukung.
Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama interaksi berlangsung,
sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat pada tombol-tombol
Adapun Fungsi Desain Komunikasi Visual
yaitu:
Yang pertama sebagai sarana identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah
sebagai sarana identifikasi.Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa
orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau
produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu
dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih
mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada
hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak
goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
Yang Kedua sebagai sarana informasi dan instruksi
Sebagai sarana informasi dan
instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu
hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya
peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat,
dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan
konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu
lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet,
restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca
dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.Inilah sekali lagi salah satu alasan
mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.
Dan yang terakhir adalah sebagai sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual
sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan,
mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan
tersebut dapat diingat; contohnya poster.Penggunaan gambar dan kata-kata yang
diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan.Umumnya, untuk
mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat
persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau
jasa.
Jika Anda ingin menjadi
Desainer Komunikasi Visual yang baik, anda harus memperhatikan 3 hal dalam
Desain Komunikasi Visual yaitu:
1.
Elemen – elemen DKV
2.
Unsur-Unsur DKV
3.
Prinsip- prinsip DKV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar